Keduanya berasal dari Amerika dan memiliki nama yang mirip, sehingga banyak menggunakan sosis sebagai bahan dasarnya yang tentunya memiliki perbedaan. Tak heran jika kita sering bingung saat menyebut corn dog atau hot dog.
Nah, berikut asal usul dan perbedaan corndog dengan hot dog. Simak yuk penjelasan di bawah ini!
Perbedaan Hot Dog dan Corndog
Hot dog disajikan dengan sandwich panjang, kemudian ditemani berbagai sayuran segar; seperti potongan selada, tomat, timun atau bawang. Untuk menambah rasa, hot dog biasanya diberi saus tomat, saus sambal, mustard, dan mayonaise.
Sedangkan seperti yang sudah dijelaskan di atas, corn dog adalah makanan sosis yang kemudian ditusuk dan dilumuri tepung garing, kemudian dibungkus kembali dengan tepung jagung kasar dan digoreng dengan minyak yang banyak
Sosis standar sebagai bahan baku, corn dog bisa menggunakan berbagai jenis sosis, misalnya bratwurst, wiener atau sosis dengan isian keju di tengahnya. Pada dasarnya corn dog dan hot dog hanya memiliki nama yang sama dan kegunaan bahan tertentu.
Walaupun kedua makanan ini terlihat dan rasanya sangat berbeda, namun nyatanya perbedaan tersebut langsung terlihat saat melihat kedua makanan ini disajikan di atas meja.
Corn Dog Sering Dikira dari Korea Selatan
Meski begitu sering muncul dalam pertunjukan teater Korea, banyak orang mengira makanan ini berasal dari negeri Ginseng. Sebenarnya corn dog itu bukan dari Korea tapi corn dog adalah makanan bagi masyarakat Amerika Serikat.
Corn dog disiapkan dengan sosis panggang, kemudian ditutup dengan lapisan tipis tepung tebal. Kemudian dibalur lagi dengan tepung jagung kasar, lalu digoreng dengan minyak banyak.
Hak Paten Menjadi Perdebatan Sengit
Hak paten dari corn dog pada awalnya menjadi perdebatan sengit. Banyak orang memberikan penghargaan pada Neil Fu Fletcher yang memperkenalkan corn dog di Texas State Fair pada tahun 1942. Namun, setahun sebelumnya, pada tahun 1941, Minnesota State Fair juga mengklaim telah menemukan corn dog.
Setelah banyak perdebatan, ditemukan bahwa corn dog ditemukan dan dipatenkan pada tahun 1927. Paten dipegang oleh Stanley S. Jenkins.